Kamis, 25 Agustus 2016

MENGANALISIS KECENDERUNGAN KARYA SASTRA KUMPULAN CERPEN “ISTRIKU NGGAK PERAWAN” KARYA SANTI AYUNI LESTARI



TENTANG PENULIS
            Santi Ayuni Lestari lahir di Jakarta, 5 Mei 1981. Lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi Universitas Jayabaya ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Ia gemar membaca sedari kecil. Buku petualangan lima sekawan karya Enid Blyton merupakan bacaan favoritnya dulu. Sampai-sampai ia berpikir alangkah menyenangkannya jadi personil lima sekawan, bisa “keluyuran” saat liburan sekolah tanpa harus dikawal orang tua.
            Menulis cerpen merupakan kesibukannya selain menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga. Masalah sosial di masyarakat mampu menarik minatnya dalam menulis. Impiannya adalah menjadi penulis fiksi sukses. Ia juga ingin sekali bisa berkolaborasi dengan penulis fiksi senior seperti Dewi “Dee” Lestari dan Djenar Maesa Ayu dalam membuat buku kumpulan cerpen.












KATA MEREKA...
Penulis buku cerpen ini menganggap arti sebuah keperawanan sangatlah penting. Keperawanan bak mahkota kristal bening berkilau dan rapuh yang harus senantiasa dijaga sampai malam pertama tiba dalam bingkai pernikahan. Sebuah konsep nilai moral yang cukup sederhana dan tidak muluk-muluk. Beliau  dari kecil memang suka sekali membaca. buku favoritnya  adalah Lima sekawan karangan Enid Blyton. Dari hobi membaca, beliau jadi suka menulis. Selain itu menurutnya hasil kumpulan cerita - cerita yang ia karang pada kumpulan cerpen itu didasarkan pada kehidupan sosial di masyarakat kita. Yang pada dewasa ini memang kurang menganggap pentingnya arti sebuah keperawanan.
Buku kumpulan cerpen ini memuat dua belas cerita dengan tema yang berbeda. Istriku Nggak Perawan menceritakan tentang sepasang pengantin yang gagal dalam melewati malam pertama dikarenakan sang suami baru tahu jika istrinya tidak perawan. Padahal, sang suami telah berusaha menjaga kesucian kekasihnya selama masa-masa berpacaran. Namun, sayang keperawanan sang istri telah direnggut oleh mantan pacarnya sebelum berpacaran  dengan suaminya sekarang. Keadaan tersebut ditambah dengan ketidakjujuran istri sebelum menikah karena takut mengecewakan calon suaminya dan ketakutan gagalnya pernikahan. Keseluruhan cerita yang ada dalam buku ini mempunyai daya pengungkapan yang cukup klise ditinjau dari segi temanya.
Kesederhanaan penggambaran plot atau jalan cerita dituangkan dalam tuturan bahasa yang tidak terlalu konotatif dan filosofis atau terlalu mendalam. Hal itu ditengarahi oleh endorsemen-nya seorang penyair dan prosais Hanna Fransiska bahwa hal itulah yang patut dihargai dari cerpen ini karena keberanian penulisnya untuk menerbitkan karyanya. Bagaimana tidak, ke sebelas cerpen lainnya juga mengungkapkan daya kekuatan ungkapan konflik yang sama meski dalam koridor peristiwa yang berbeda. Spirit obsesi pengarangnya berkumpul pada integritas salah satu cerpen yang berjudul Tenggelam di Lautan Tinta. Pada bagian ini terdapat pengumpulan kepingan-kepingan cerita dari tokoh-tokoh sebelumnya “Laut tinta adalah laut yang dalam tak dapat ku sentuh dasarnya karena memang terlalu dalam airnya berwarna hitam pekat. Tetapi isinya sangat beragam. Ada kebahagian, kesedihan, kekecewaan, pengorbanan, keserakahan, kesombongan, pengampunan, derita, air mata, dan pengkhianatan”.
Semua isi lautan tinta terselip dalam sudut pandang orang pertama yaitu pencerita seorang pengarang. “Setitik Cahaya di Tengah Gulita” ada derita dan air mata seorang wanita yang sampai melacurkan diri karena terlilit biaya rumah sakit ibunya yang sakit keras dan berakhir pengampunan dengan kebahagiaan yang datang dari kekasih hati yang lama menanti dengan kesetiaan cinta. “Istriku Nggak Perawan” pengalaman kekecewaan seorang lelaki yang tercengang mengetahui bahwa istrinya tidak perawan di malam pertamanya. “Tepian Nista” menggambarkan penderitaan anak yang dipaksa bapak tirinya untuk mencopet, dan atas pengorbanan derita itu cerita diselesaikan dengan kebahagiaan anak tersebut karena bapaknya mati tertabrak mobil dalam kondisi mengenaskan di akhir cerita. “Gulali Tak Selalu Manis” tak semanis nasib Danis Silvia artis papan atas yang menolak cinta Satria karena kesombongannya dan harus menanggung derita wajahnya yang rusak terbakar akibat kecelakaan lalu lintas. Dia baru sadar gulali itu terdiri dari batang yang menopangnya. Panjang, keras, dan pahit. “Bawang Merah dan Bawang Bombay” harus menelan kekecewaan dan kerelaan karena sang pangeran idaman ternyata hanya mencintai Bawang Putih Ibu mereka sendiri.
Ke lima cerpen tersebut terangkum dalam satu kesatuan cerita. Nampaknya di sinilah letak sentral keseluruhan cerpen dikemas menjadi satu kesatuan cerita yang memuat beberapa tukilan cerita, meski di cerita sebelumnya penulis merincinya dengan cerpen-cerpen tersendiri. Sedangkan tema cerpen lainnya yang tidak terangkum dalam “Tenggelam di Lautan Tinta” diceritakan secara mandiri. Agaknya tak terlalu berlebihan jika buku ini tidak dikategorikan sebagai karya sastra bergenre serius namun cenderung populer. Tema-tema klise yang sering terjadi pada realitas diangkat kembali. Jika ditengok dalam karya fiksi oleh pengarang lainnya mungkin sudah banyak ratusan pengarang yang menulis hal demikian. Tema seputar wanita seperti cinta, perselingkuhan, kehidupan remaja masa sekolah, pencarian jati diri, masalah hakikat kehidupan, telah menjadi tema umum yang dijadikan bahan baku seorang pengarang terutama pengarang wanita. Sebut saja beberapa nama seperti Djenar Maesa Ayu, Tamara Geraldine, Dewi Lestari, Lan Fang, dll. Beberapa pengarang tersebut telah melahirkan tidak hanya karya yang bernafas pop tapi juga genre serius. Berbeda dengan pengarang tersebut yang menulis dua genre serius dan populer. Santi lebih cenderung sederhana di awal kariernya dalam dunia tulis menulis. Pembaca diajak untuk menghabisi waktu untuk menikmati secangkir cappucino dalam suasana apa pun. Karya ini akan tetap renyah dinikmati oleh pembaca meski dalam hati tak menentu. Hal yang diceritakan memberi ruang gerak emosi secara sederhana dan mengalir seiring dengan daya tutur pengarang dalam mengungkapkan maksud dan gagasan temanya. Ruang terang itu yang akan memberi pengalaman batin pembaca untuk meresapi arti warna kehidupan.
Fokus pembaca yang sudah memasuki usia matang dewasa merupakan salah satu dari tujuan penciptaan karya ini tercapai agar tepat sasaran. Anak-anak di bawah umur tidak diperkenankan membaca buku ini, karena jelas mereka belum cukup daya jangkau pengolahan emosi untuk mengkonsumsi bahan bacaan yang bertema permasalahan orang dewasa. Hadirnya buku ini diharapkan membuka kepercayaan diri pengarang pemula lainnya agar bisa membukukan karyanya meski masih dalam kondisi awam dalam mengarang, karena menulis itu serangkaian proses dan intensitas usaha. Waktulah yang akan menjawab tantangan itu dengan sendirinya. Bertahan atau tenggelam di lautan tinta.










KECENDERUNGAN CERPEN-CERPEN
            KOTAK, menurut saya cerpen ini bertemakan tentang sosial. Menceritakan sebuah keyakinan seseorang, namun dalam cerpen ini Santi menggambarkan manusia seperti binatang. Sang tokoh cerita mempunyai keyakinan dan usaha untuk merubah takdir yang telah digariskan oleh tokoh lain pada cerpen ini. Melalui cerpen ini, kita dapat mengambil contoh bahwa apabila kita mempunyai keinginan maka kita harus yakin dan berusaha maka kita akan mendapatkan keinginan kita itu.
            TOPENG, menurut saya cerpen ini bercerita mengenai kecintaan seseorang terhadap hal duniawi, sehingga ia hampir saja melupakan keluarganya sendiri. Ia sangat mencintai hal duniawi itu sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Penulis menggambarkan hal duniawi itu sebagai sebuah topeng, sampai akhirnya tokoh utama kehilangan seluruh topengnya akibat kebakaran di rumahnya. Melalui cerpeen ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita sebagai manusia jangan sampai terlalu mencintai hal-hal yang bersifat duniawi.
            ISTRIKU NGGAK PERAWAN, menurut saya cerpen ini menceritakan seorang laki-laki yang mempunya seorang istri yang sudah tidak perawan. Laki-laki itu sangat kecewa karena ia selalu menjaga kesucian istrinya semenjak mereka berpacaran. namun akhirnya, lelaki itu bisa menerima sang istri dengan keadaan tidak perawan karena ia mencintai sang istri apa adanya dan tidak akan menyalahkan istrinya hanya karena masalah itu. Jadi, apabila kita mencintai seseorang, kita harus bisa menerima secara apa adanya bukan karena ada apanya seberapapun kecewanya kita terhadap orang itu kita harus bisa memaafkannya.
            GULALI, TAK SELALU MANIS,  menurut saya cerpen ini berisi tentang kecintaan seorang wanita terhadap dirinya sendiri. Ia selalu meremehkan orang yang ingin dekat dengannya. Sampai akhirnya ia mengalami kecelakaan yang membuat wajahnya hancur. Ia sangat amat menyesal. Dari sini kita bisa mengambil pesan sosial, janganlah kita terlalu mencintai diri sendiri, karena semua itu bisa membuat kita sombong serta membawa penyesalan di kemudian hari.
           
TEPIAN NISTA,  menurut saya cerpen ini bertemakan tentang sosial. Berpesan bahwa kita harus bisa menjadi lebih baik, terutama dengan meninggalkan kebiasaan buruk kita. Menggambarkan penderitaan anak yang dipaksa bapak tirinya untuk mencopet, dan atas pengorbanan derita itu cerita diselesaikan dengan kebahagiaan anak tersebut karena bapaknya mati tertabrak mobil.
ANTARA KASIH DAN KARIER, dari cerpen ini kita mendapatkan pelajaran bahwa kita harus bisa membagi waktu antara karier dan kehidupan kita. Janganlah sampai kita terlalu sibuk dengan dunia karier sehingga kurang ada waktu untuk kehidupan pribadi kita misalnya, keluarga kita sendiri. Tema yang diambil masih sosial. Dan mengambi kisah dari masalah-masalah kehidupan yang biasa di alami oleh masyarakat di sekitar kita.
SETITIK CAHAYA DI TENGAH GULITA, berisi tentang seorang wanita yang rela menjual tubuhnya untuk membayar biaya pengobatan ibunya. Tapi ternyata, masih ada laki-laki yang mau menjadi suaminya. Membuat wanita itu sangat bersyukur kepada tuhan. Sungguh sangat banyak terjadi di sekitar kita. Dan masih bertemakan sosial.
MENANTI KAPAL PHINISI CINTA, menurut saya cerpen ini bercerita tentang kepasrahan seorang wanita, namun dalam kepasrahan itu wanita ini masih menyimpan sedikit harapan. Dan harapan itu akhirnya terwujud karena kesetiaannya dalam menanti dan meyakini harapan yang selama ini ia pendam.
BAWANG MERAH DAN BAWANG BOMBAY, bercerita tentang sepasang kakak beradik yang  harus menelan kekecewaan dan kerelaan karena kekasih mereka mencintai orang lain. Jadi kita dapat menarik pelajaran bahwa kita harus selalu tabah dalam menghadapi segala macam permasalahan yang membuat kita kecewa ataupun marah, kita harus tetap bisa tabah dan merelakan semua itu.



TENGGELAM DI LAUTAN TINTA, menggambarkan tentang cerpen-cerpen sebelumnya, isi cerpennya ada di dalam cerpen ini. “Laut tinta adalah laut yang dalam tak dapat ku sentuh dasarnya karena memang terlalu dalam airnya berwarna hitam pekat. Tetapi isinya sangat beragam. Ada kebahagian, kesedihan, kekecewaan, pengorbanan, keserakahan, kesombongan, pengampunan, derita, air mata, dan pengkhianatan”. dalam sudut pandang orang pertama yaitu pencerita seorang pengarang.
MIRACLE OF LOVE,  cerita ini berkesan agak sedikit ke dunia remaja, karena tokoh dalam cerpen ini masih duduk di bangku sekolah. Berisi mengenai pengorabanan seorang teman yang rela menukarkan hidupnya agar temannya selamat dan tak disakiti oleh musuhnya. Sungguh mempunyai nilai sosial yang amat tinggi karena, di dewasa ini, jarang sekali ada orang yang bertindak seperti demikian.
TERNYATA DIA, bercerita tentang seorang perempuan yang memiliki kekasih yang seorang homo seks, namun ia tak tahu apabila sang kekasih menderita kelainan itu. sahabat sang wanita hanya bisa memendam perasaannya dan tidak bisa berbuat apa-apa, sampai akhirnya wanita itu sadar dan menjalin hubungan dengan pria yang selalu bisa mengertinya, tidak lain adalah sahabatnya sendiri.









KESIMPULAN
            Dalam mengarang cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen “Istriku Nggak Perawan”, Santi cenderung mengangkat cerita dari permasalahan yang ada pada kehidupan sosial di masyarakat kita, seperti umumnya seorang perempuan yang sudah tidak perawan, seorang pelacur, pencopet, homo seks, artis, dan sebagainya. Cara penceritaannya juga begitu sederhana sehingga mudah untuk dinikmati. Amanat yang dituangkannya dalam cerpen-cerpen ini juga sangat berpengaruh apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Santi cenderung mengulang kalimat-kalimat dalam cerpennya, tapi itu tidak membuat pembaca merasa jenuh, namun pembaca bisa lebih menikmati cerita itu, dengan membaca pengulangan kalimat itu, pembaca merasa diingatkan.
Tema seputar wanita seperti cinta, perselingkuhan, kehidupan remaja masa sekolah, pencarian jati diri, masalah hakikat kehidupan, telah menjadi tema umum yang dijadikan bahan baku oleh Santi dalam mengarang cerpen-cerpen ini.  Kesederhanaan penggambaran jalan cerita dituangkan dalam tuturan bahasa yang tidak terlalu konotatif dan filosofis atau terlalu mendalam. Santi lebih cenderung sederhana di awal kariernya dalam dunia tulis menulis. Pembaca diajak untuk menghabisi waktu untuk menikmati secangkir cappucino dalam suasana apa pun. Karya ini akan tetap renyah dinikmati oleh pembaca meski dalam hati tak menentu. Hal yang diceritakan memberi ruang gerak emosi secara sederhana dan mengalir seiring dengan daya tutur pengarang dalam mengungkapkan maksud dan gagasan temanya. Fokus pembaca yang sudah memasuki usia matang dewasa merupakan salah satu dari tujuan penciptaan karya ini tercapai agar tepat sasaran. Anak-anak di bawah umur tidak diperkenankan membaca buku ini, karena jelas mereka belum cukup daya jangkau pengolahan emosi untuk mengkonsumsi bahan bacaan yang bertema permasalahan orang dewasa.

           


LAMPIRAN PESAN SINGKAT DENGAN PENULIS
hai Puput. maaf baru sempat balas.
Saya dari kecil memang suka sekali membaca. buku favorit saya dulu adalah Lima sekawan karangan Enid Blyton.
Dari hobi membaca, saya jadi suka menulis. dan itu adalah hasil kumpulan cerita - cerita yang berdasarkan pada kehidupan sosial di masyarakat kita.
Senang berkenalan dengan Puput. Keep in touch ya. :)

--- Pada Rab, 7/11/12, AyuW Putri <
ayuw_putri@yahoo.com> menulis:

Dari: AyuW Putri <ayuw_putri@yahoo.com>
Judul: :)
Kepada: "
santiayunilestari@yahoo.com" <santiayunilestari@yahoo.com>
Tanggal: Rabu, 7 November, 2012, 5:50 PM
hay kak ayuni.. saya puput. saya sangat amat suka dengan cerpen kakak yang berjudul Tenggelam di Lautan Tinta dalam kumpulan cerpen, "ISTRIKU NGGAK PERAWAN". kak, kalau boleh saya tahu, saya pengen tanya.. apa kecenderungan kakak dalam mengarang cerpen cerpen dalam kumpulan cerpen ini kak? 

Analisis Puisi



Bendi kota mataram
Majas : personifikasi ( badan tak habis dikikis perjalanan)
Anafora ( ada pengulangan kalimat “badan tak habis dikikis perjalanan” dan kata “ohoy” )
Diksi : -  badan tak habis dikikis kenangan, secara Logika, kenangan tak mungkin dapat dikikis oLeh
kenangan, namun penulis menggunakan pilihan kata ini untuk memperindah puisinya.
-          Makna denotatif, pada kata badan
Tipografi : - terdiri dari 4 bait
-          Tiap bait terdiri dari 2 baris
-          Tiap baris terdiri dari 4-5 kata

Tema : perjalanan
Amanat : perjalanan hidup banyak diwarnai oleh kenangan, entah itu suka maupun duka.

Hujan keciL
Majas : - personifikasi ( awan-awan kelabu membentuk arakan bisu), ( dada air berdegup), (menyeret-nyeret ekor subuh), ( pucuk kembang dan kumbang tidur )
-          Metafora (menyeret-nyeret ekor subuh)
-          Repetisi ( hujan kecil titis di halaman, hujan kecil titis di halaman jadi selimut di rumput-rumput )
Diksi :  - menggunakan makna denotatif
-          Hujan kecil, di umpamakan bisa menjadi selimut bagi rumput-rumput ( hujan kecil titis di halaman jadi selimut rumput-rumput )
Tipografi : - aabb, abab, abaa
-          Terdiri dari 3 bait
-          Tiap bait terdiri dari 4 baris
-          Tiap baris terdiri dari 3-5 kata
-          Ada pengulangan kata, serta kata ulang
Tema : sosial
Amanat : kerinduan seorang terhadap bapaknya, karena ditinggal pergi oleh bapaknya ketika hujan turun.

Biografi tubuh
Majas : - personifikasi ( tubuhmu bercerita padaku tentang hujan), (dan tubuhmu telah menyerah),
-          Simbolik ( aku pemburu yang tersesat)
-          Metafora ( tubuhmu adalah kenangan masakanak)
Diksi : -  pemilihan kata yang rumit, sehingga membuat pembaca lebih berfikir untuk menemukan arti dari puisi tersebut
-          Tubuh, dalam puisi ini diartikan sebagai kenangan.
Tipografi : - terdiri dari 3 bait
-          Tiap bait terdiri dari 4 baris
-          Tiap baris terdiri dari 4-6 kata
-          Bait pertama abab, bait kedua aabb, bait ketiga aabb
Tema : sosial
Amanat : kenangan akan masa lalu yang begitu berarti.
Orang-orangan sawah
Majas :
-          Personifikasi ( tapi siapa yang telah membuat musim begitu mabuk)
Diksi : - ada pengulangan kalimat ( yang termangu pada siang kerontang)
-          Ada pengulangan kata ( dara-dara) dan (rumah-rumah)
-          Banyak kata-kata yang tidak bisa dilogikakan
Tipografi : - terdiri dari 3 bait
-          Tiap bait terdiri dari 5 baris
-          Tiap baris terdiri dari 3-7 kata
-          Ada kata ulang
Tema : sosial
Amanat : alam sudah berubah, banyak persawahan yang dirubah menjadi perumahan.
Sayap kaca
Majas : - personifikasi ( terbaring di kuntum melati), saat tubuh dijerat rimbun belukar), (bersandar geap di batu), (seperti beribadah pada kesabaran),
-          Asosiasi ( (seperti beribadah pada kesabaran)
-          Hiperbola (dan kupilih waktu-waktuku sebagai pertapa)
Diksi : - kata-kata yang digunakan berhubungan dengan alam
-          Ada kata ulang
-          Banyak kata-kata yang rumit ( sasmita, paripurna, firdaus)
Tipografi : - terdiri dari 3 bait
-          Tiap bait terdiri dari 4-5 baris
-          Tiap baris terdiri dari 3-5 kata
Tema : religi
Amanat : menunggu anugerah dari tuhan dengan cara beribadah dan bersabar
Berguru pada ibrahim
Majas :  - personifikasi ( hanya menggiring takbir sepanjang nafas pada pagi)
Diksi : - pemilihan kata seperti bukan puisi
-          Adanya kata ulang
-          Kata-kata yang dpilih mengandung unsur religi
Tipografi : - dalam 1  baris terdiri dari 2 kalimat dan dipisahkan dengan tanda koma ( , ), tanda titik koma ( ; ), dan tanda kurung ( )
-          Terdiri dari 2 bait
-          1 bait terdiri dari 5 baris
-          1 baris terdiri dari 5-10 kata
Tema : sosial
Amanat : milikilah sifat tabah seperti ibrahim
Menitip rindu pada kereta
Majas : - personifikasi ( membuat jantung senantiasa berloncatan )
-          Paradoks, ( entah, aku masih menemani kebisuan dalam bising kota),
Diksi : - banyak kata dan kalimat yang bersifat hiperbola
-          Ada kata ulang
-          Kata-kata tidak sulit untuk dipahami
Tipografi : - ada tanda koma ( , ), tanda kurung ( ), dan titik koma ( ; )
-          Terdiri dari 3 bait
-          1 bait terdiri dari 9-3 baris
-          1 baris terdiri dari 4-9 kata
Tema : sosial
Amanat : kerinduan kepada ibu, karena tidak bisa pulang kampung
Menyusupi awan
Majas : - personifikasi ( angin mengajakku beranjak mengejar tirus awan), (memburunya lewat punggung matahari yang terduduk diam dengan sinarnya)
-          Sinekdok pars pro toto ( ah, sejenak teringat anak jalanan)
-          Sinekdok totem proparte ( untuk saat ini saja beri mereka kesempatan tertawa)
Diksi : - kata yang dipakai masih berkaitan dengan alam namun tidak menjelaskan tentang alam
-          Banyaknya kata yang bermakna konotatif
Tipografi : - terdiri dari 5 bait
-          1 bait terdiri dari 3-7 baris
-          1 baris terdiri dari 3-12 kata
-          Menggunakan tanda koma ( , ) dan titik koma ( ; )
Tema : sosial
Amanat : kehidupan anak jalanan yang berbanding terbalik dengan kehidupan penguasa negeri
Badai air mata
Majas : - personifikasi ( panas kota melaju di dada ; menjebakku meronta dan marah )
-          Asosiasi ( gerimis seperti tersambar bising kota )
Diksi : - ada kata ulang
-          Kata yang dipilih berdasarkan fakta yang ada
-          Kurang mudah untuk dipahami
Tipografi : - terdiri dari 3 bait
-          Penggunaan tanda titik koma ( ; ), dan tanda kurung ( )
-          1 bait terdiri dari 5-7 baris
-          1 baris terdiri dari 5-10 kata
Tema : sosial
Amanat : kesedihan akibat musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan serta musim penghujan yang mengakibatkan banjir