1.
Keterampilan berbicara mempunyai hubungan dengan keterampilan lainnya
misalnya hubungan keterampilan berbicara dengan menyimak yakni bila kita sedang
berbicara namun kita tidak menyimak lawan bicara kita, maka kita tidak akan
mengerti apa yang dibicarakan oleh lawan bicara. Oleh karena itu, keterampilan
berbicara mempunyai hubungan yang erat dengan menyimak, dan hubungan
keterampilan berbicara dan membaca yaitu seseorang bisa menyampaikan hasil dari
bacaan, misal, kosakata dan kalimat baru dengan ucapan atau ujaran.
2.
Prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara :
a.
Bahasa bersifat unik ; bersifat
khas.
Bahasa itu bersifat unik, karena bahasa di tiap-tiap daerah itu
berbeda-beda maka dapat disebut unik, sehingga bisa menjadi cirri khas sebuah
daerah.
b.
Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan.
Bahasa dibangun dari kebiasaan, karena dari kecil kita sudah terbiasa
dengan bahasa-bahasa yang diajarkan oleh orang tua kita. Jadi seserang
cenderung menggunakan bahasa yang diajarkan atau dibiasakan sejak kecil.
c.
Bahasa itu berubah-ubah.
Sejalan dengan perubahan zaman, semua juga berubah menjadi lebih modern,
termasuk juga bahasa. Misal, Pada zaman dahulu, bahasa Indonesia yang sering
digunakan yakni bahasa Indonesia yang bersifat baku, namun, karena perubahan
zaman yang menjadi lebih modern, muncullah bahasa alay.
3.
Ragam seni berbicara, berbicara dapat dipandang sebagai seni pada
penerapannya sebagai alat komunikasi dalam masyarakat untuk mendapatkan
perhatian, misal, berbicara di muka umum ( berbicara untuk melaporkan, berbicara
untuk meyakinkan, dll. ) dan berbicara pada konferensi ( Kelompok studi,
diskusi panel, dll. )
4.
Apabila suatu percakapan mulai mengambang atau sudah tidak menarik lagi,
terkadang kita ingin mengakhiri percakapan itu, dengan cara sebisa mungkin
tidak menyinggung perasaan lawan bicara, bisa dengan mengemukakakn beberapa
alasan yang tepat dan masuk akal untuk mengakhiri percakapan tersebut. Misal,
Sebenarnya saya ingin tinggal lebih lama dengan anda untuk membicarakan tentang
…. Namun, saya harus pergi untuk… saya meminta maaf yang sebesar-besarnya,
assalamualaikum.
5.
Pertanyaan ya/tidak adalah musuh percakapan yang hangat. Yang dimaksud
musuh percakapan yang hangat yaitu, jika kita sedang asyik mengobrol, namun
tiba-tiba lawan bicara menanyai kita dengan pertanyaan ya/tidak, maka kita
hanya bisa menjawab dengan kata ya/tidak, itu bisa menimbulkan rasa bosan dalam
suatu percakapan, selain itu juga bisa menyebabkan kita kehabisan bahan untuk
berbicara, juga bisa membuat suasana percakapan yang hangat menjadi suasana
percakapan yang hambar.
6.
Langkah-langkah merencanakan pembicaraan :
a.
Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita, jika kita berbicara,
namun pokok pembicaraan yang kita sampaikan tidak menarik, maka kita sebagai
pembicara juga akan cepat kehabisan bahan untuk berbicara, apalagi bagi
pendengar, maka mereka juga tidak akan tertarik dengan apa yang kita sampaikan.
b.
Membatasi pokok pembicaraan, jika kita tidak melakukan pembatasan pada
pembicaraan kita, maka pembicaraan yang kita sampaikan bisa keluar dari pokok
pembicaraan itu, hingga bisa membahas pembicaraan yang lainnya. Maka dari itu,
sangat perlu bagi kita sebagai pembicara untuk membatasi pokok pembicaraan yang
kita sampaikan.
c.
Mengumpulkan bahan-bahan, sebelum kita melakukan sebuah pembicaraan
dalam forum atau pada seseorang, harusnya kita bisa mengumpulkan bahan-bahan
yang akan kita sampaikan supaya kita tidak kehabisan bahan pembicaraan, tidak
dapat dibayangkan, jika seorang pembicara tiba-tiba terdiam hanya karena
kehabisan kata-kata dan bahan untuk melanjutkan pembicaraan.
d.
Menyusun bahan, biasanya, sebuah pembicaraan yang baik akan memiliki
susunan dalam penyampaian pembicaraan yaitu Pendahuluan yang berisi tentang
ujaran yang dapat menarik perhatian pendengar, kemudian kita baru menyampaikan
isi dari pembicaraan itu, namun harus logis dan bersifat semangat, supaya
pendengar tetap antusias menyimak pembicaraan kita, dan diakhiri dengan
simpulan, yang berisi tentang inti dari pembicaraan yang telah kita sampaikan
kepada pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar