Rabu, 14 September 2016

Naskah Drama "Gadis Bermata Boneka"








AKU MENCINTAIMU, GADIS BERMATA BONEKA
DIADAPTASI DARI NOVEL SPRING IN LONDON
KARYA ILANA TAN










BAGIAN 1
1
*Surabaya, Indonesia*
Hafiz
Akhirnya, kau jawab juga teleponmu. Aku sudah mencoba menghubungimu berkali-kali selama tiga hari terakhir. (hampir berteriak)
Danny
Hafiz, aku tahu kau rindu padaku, tapi tolong kecilkan sedikit suaramu. Aku tidak mau orang-orang yang ada di dekatmu berpikir kita pacaran atau semacamnya. Kau mungkin sudah terbiasa dengan gosip gay, tapi aku tidak.
*Berdiri menghadap kaca jendela besar di kantor itu, menatap jalanan Bukit Darmo di bawah sana. Jalanan cukup ramai. Pemandangan sehari-hari yang sering diabaikan kebanyakan orang. Namun Danny menyukainya.*
Sebenarnya aku tahu kau meneleponku, dan aku minta maaf karena tidak sempat membalas teleponmu, kau sendiri penyanyi terkenal, jadi kau tentu tahu bagaimana rasanya saat jadwal kerjamu begitu padat sampai kau bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain.
Hafiz
Aku tahu, kau mau pergi ke London, Karena itu aku meneleponmu. Aku butuh bantuanmu, aku ingin kau tampil dalam video musikku
Danny
Video musikkmu?
Hafiz
Syutingnya akan dilakukan di London. Kau tahu siapa yang sudah setuju menjadi sutradaranya? Bobby Shin. Dan karena aku tahu kau akan pergi ke London untuk bekerja dengannya, kupikir kamu tidak perlu menjadi model pria lagi. Kau model pria yang sempurna, bagaimana menurutmu?
Danny
Apakah aku punya pilihan lain? (mendesah, pura-pura pasrah)
Hafiz
oke, berarti kita sepakat. Kapan kau akan mengenalkan pacarmu padaku? Gadis yang kulihat keluar dari restoran di Kertajaya bersamamu kemarin malam. Apakah gadis itu yang membuatmu sibuk akhir-akhir ini?
Danny
Dia..bukan..pacarku. Lagi pula apa-apaan ini? Kau sudah beralih profesi menjadi wartawan atau apa?

*Saat itu pintu kantor terbuka dan Danny berbalik. Matanya terarah pada wanita bertubuh langsung dan berambut pendek yang menatap Danny dengan alis terangkat. Danny yakin itu kakak perempuannya heran ia muncul di sini tanpa pemberitahuan. Ia mengangkat sebelah tangan, tanpa suara menyapa kakaknya, tersenyum singkat, senyum yang sudah membuat banyak gadis penggemarnya luluh lantak.*
     Aku harus pergi sekarang. Nanti kita bicara lagi.
     Anna
   
Selamat pagi adikku, sayang.
Danny
Nuna, aku benar-benar harus bicara dengan Ibu, Ibu tidak bisa terus berusaha menjodohkan aku dengan anak perempuan sahabatnya, atau saudara perempuan kenalannya. Atau keponakan perempuan orang yang baru dikenalnya di salon! Ini sudah kelewatan. Kenapa tiba-tiba saja Ibu begitu bersemangat menjodohkan aku? Dan asal Nuna tahu, akhir-akhir ini aku sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk main-main. Aku tidak mengerti Nuna harus membantuku menyadarkan Ibu, kalau tidak, aku bisa gila.
Anna
Astaga, Ibu benar-benar kelewatan kali ini. Kenapa bukan kau sendiri yang bicara dengan Ibu?
Danny
aku sudah mencobanya, tapi Ibu tidak mau mendengarkanku. Ibu beralasan bahwa dia hanya ingin membantu karena aku terlalu sibuk bekerja sampai tidak sempat bersosialisasi. Ibu bertanya kepadaku wanita seperti apa yang kusuka, dan kukatakan padanya kami akan melanjutkan pembicaraan ini setelah aku kembali dari London.
Anna
Apa? Kau mau ke London?? Ibu pasti uring-uringan. Dia tidak pernah merasa tenang kalau kau pergi ke luar negeri. Apalagi kali ini kau pasti akan cukup lama tinggal disana. Kau sudah memberitahu Ibu?
Danny
Ibu mengeluh panjang lebar dan terdengar sangat kecewa. Tapi tidak apa-apa. Yang penting aku bisa melarikan diri untuk sementara.
2
*London, Inggris
Satu minggu kemudian
Naura berlari ke pintu kamar tidur dan membukanya dengan satu sentakan cepat, mengagetkan kedua teman satu apartemennya yang sedang duduk mengobrol di dapur, tepat di luar kamar tidurnya.*
Julie
Apa? Apa yang terjadi?
Naura
Aku terlambat... (panik). Aku punya jadwal syuting video musik hari ini dan aku terlambat.
Rio
Hey, sayang, kau mau wafel ala Rio dengan selai apel buatan sendiri? Kau tahu benar selai apel buatanku bisa membuatmu merasa seperti melayang di angkasa?
*tiba-tiba terdengar bunyi gedebuk keras.*
     Naura
     Aku tidak jatuh! Tenang. Aku tidak jatuh. Aku baik-baik saja.
     Julie
   
ngomong-ngomong, kau akan tampil di video musik siapa?
Naura
Penyanyi dari Indonesia. Aku tidak kenal. Yang membuatku tertarik adalah konsep video musiknya. Mereka membuatnya seperti film pendek. Ceritanya tentang seorang pria yang diam-diam jatuh cinta pada seorang wanita. Selalu mengawasinya dari jauh. Diam-diam selalu membantu wanita itu tanpa pernah menunjukkan siapa dirinya, kira-kira seperti itu. (melirik jam tangannya). Sepertinya aku harus berlari sepanjang jalan sampai ke stasiun. Dah, Teman-teman.!
*Empat puluh lima menit kemudian, Naura sudah tiba di lokasi syuting untuk hari itu dan sudah duduk di dalam tenda sementara yang didirikan di salah satu sudut Hyde Park, salah satu taman paling terkenal di London.*
Luna
Ini tehmu. Minumlah, apakah kau lapar? Mau makan ini? (menyodorkan sekotak donat). Ini donat madu enak sekali rasanya, cobalah!Ngomong-ngomong, kau sudah pernah bertemu dengan lawan mainmu di video musik ini?
Naura
Belum. Aku belum pernah bertemu dengannya. Aku bahkan belum tahu namanya. (kembali menyesap tehnya)
Luna
Namanya Achmad Danny. Tapi dia lebih dikenal dengan nama Danny . Di mana dia ya? Tadi aku sempat bertemu dengannya. Mungkin kau tidak tahu tapi dia sangat terkenal di Indonesia. Sering membintangi iklan dan video musik. Tidak perlu khawatir. Dia sangat baik dan dia juga tampan. Kalau kau melihatnya nanti, aku yakin kau akan jatuh pingsan.
*Naura hanya diam. Menunduk menatap teh kental yang mengepul di dalam cangkir kertasnya. Mendadak saja Luna menepuk-nepuk pundaknya.*
     Hei, Danny!
*Danny menoleh dan menghampiri mereka.*
     Dia ke sini! Akan kuperkenalkan kau padanya
*Naura tidak bisa bernapas. Ia mencengkeram lengan kursinya erat-erat.*
Danny
Kau pasti gadis yang membuatku jatuh cinta, dalam video ini, maksudku. Kau yang akan menjadi lawan mainku, bukan?. Namaku Danny, Achmad Danny.
Naura
Naura Amelia
*Tepat pada saat itu terdengar seseorang berseru memanggil Danny dan mengatakan sesuatu dalam bahasa Indonesia. Danny menoleh ke belakang dan balas menyerukan sesuatu.*
Danny
Itu penata riasku, dia menyuruhku segera bersiap-siap karena kita akan segera mulai syuting. Aku tidak mengerti kenapa aku harus dirias kalau wajahku tidak akan disorot sepanjang video musik ini.
*Naura mendongak dan menarik nafas. Saatnya meninggalkan masalah pribadi dan mulai bersikap profesional. Ia hanya perlu bertahan tiga hari. Lalu semua ini akan segera berakhir.
*Hari pertama syuting sangat melelahkan karena seharian itu sutradara Shin memutuskan mengambil adegan di luar ruangan. Sutradara Shin adalah sutradara yang perfeksionis. Ia sangat memperhatikan penampilan Naura di Kamera.*
Danny
Capek? Ini minumlah. Kau akan merasa lebih baik. Sutradara Shin memang agak keras, tapi dia selalu berhasil mendapat gambar yang bagus. Kau akan lihat nanti, bertahanlah sebentar lagi.
*Akhirnya syuting hari itu selesai.*
3
*Naura tiba-tiba menyadari dirinya sangat lelah dan lapar ketika ia berjalan melewati pintu masuk restoran kecil berdesain modern itu. Lamunannya buyar ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Naura menoleh dan menatap salah satu meja kecil di tengah ruangan.*
     Naura
   
Maaf, aku agak terlambat. Sudah lama menunggu?
Viqi
aku bersedia menunggu lama asal kau datang ke sini. Aku benar-benar butuh bantuanmu, ini adalah perancang baru dan berbakat yang menurutku cocok diperkenalkan di edisi mendatang. Tentu saja kita tidak bisa menampilkan semuanya, jadi aku ingin mendengar pendapatmu. Menurutmu siapa yang paling oke.?
Naura
Sebentar, biarkan aku duduk dan aku kelaparan setengah mati, tapi tidak ada waktu untuk makan. Eem.. Menurutku yang ini saja. Desain pakaiannya sangat unik bukan? Aku suka warna-warna yang dipakainya. Bagaimana menurutmu?
*Keesokan paginya, Rio mendongak ketika pintu kamar Naura terbuka dan Naura yang terbungkus jubah tidur muncul dengan wajah pucat dan linglung.*
Rio
astaga, apa yang terjadi padamu? Kau terlihat seperti tidak tidur semalaman. Tunggu sebentar, akan kutuangkan teh untukmu. Lalu kau bisa menceritakannya padaku.
     Naura
   
Semalaman tidak bisa tidur. Cerita?? Cerita apa?
Rio
Jangan pura-pura bodoh sayang. Aku sudah mengenalmu cukup lama untuk tahu bahwa kau sedang ada masalah. Sekarang kau boleh menceritakannya padaku sambil makan. Ini panekuknya dan ini madunya. Aku tahu kau suka makan panekuk dengan madu.
Naura
(tersenyum). Kau terdengar seperti Ibuku. Dimana Julie? Belum bangun?
Rio
seseorang memang harus berperan sebagai ibu kalau ada kau dan Julie disini. Dia sudah pergi pagi-pagi tadi, katanya ada audisi. Sekarang ceritakan apa yang membuatmu tidak bisa tidur semalaman?
Naura
Ada seorang laki-laki, rekan kerjaku. Lawan mainku untuk video musik ini. Dia mengingatkanku pada hal-hal yang tidak pernah ingin kuingat lagi. Dan aku tidak bermaksud menjalin hubungan dengannya, kau tahu?
Rio
Aku tahu. Tapi tidak ada salahnya berteman, bukan?
*Naura sudah tahu Danny Jo berjalan menghampiri mereka bahkan sebelum Luna Menyerukan nama laki-laki itu dengan nada cemas.*
Danny
Halo, kuharap kau mendapat waktu istrahat yang cukup semalam. Tapi kau masih terlihat pucat pagi ini, kurang tidur?
Naura
Ada apa dengan kakimu? (agak tergagap)
Danny
Ada kecelakaan kecil, seseorang menginjak kakiku semalam, kemarin tidak terasa sakit, tapi, tiba-tiba pagi ini kakiku sudah bengkak. Aneh bukan? Ayo ikut aku, Syutingnya baru akan dimulai dua jam lagi dan aku tahu tempat yang menjual fish and chips paling enak di seluruh penjuru London. Semoga mereka belum pindah. Kita pergi sekarang?
*Naura ragu sejenak, ia akan mencobanya. Mencoba berteman dengan Danny Jo.*

*Danny Jo membawanya ke sebuah restoran kecil yang belum pernah dikunjungi Naura sebelumnya.*
Danny
Jadi kau belum pernah ke sini? Jangan biarkan penampilannya menipumu. Walaupun makanan ini penampilan luarnya berantakan, isinya benar-benar berbeda. Cobalah..
Naura
kita akan makan dimana?
Danny
bagaimana kalau kita duduk disini saja? Jangan katakan padaku kau juga belum pernah datang ke sini?
Naura
memang belum
Danny
ini salah satu tempat yang selalu kukunjungi setiap kali aku datang ke London. Taman ini selalu indah di musim apapun. Tapi aku paling suka taman ini di musim semi, ketika bunga-bunga mulai bermekaran. Sekarang memang bunganya belum muncul. Tunggu beberapa minggu lagi dan kau akan lihat nanti.
Naura
astaga, makanan ini benar-benar enak. dan ini pertama kalinya aku makan sambil duduk di taman.
*Naura menatap Danny. Sebelum Naura mengatakan sesuatu lagi, ia mendengar seseorang menyerukan namanya.*
Julie
Hey, Naura.! Kebetulan sekali bertemu di sini. Aku baru selesai mengikuti audisi dan aku akan pergi makan siang bersama teman-temanku. Kau sudah makan? Kalau belum, ikut saja dengan kami, tentu saja temanmu juga harus ikut. Hay, aku Julie, Siapa namamu?
Naura
Namanya Danny, terima kasih atas tawaranmu, tapi kami baru saja makan.
Julie
kalau begitu, sampai bertemu di rumah nanti, dan sampai jumpa Danny, senang sekali berkenalan denganmu.
Naura
Jangan tertipu dengan senyumnya. Kadang-kadang ia bisa menyulitkanmu.
Danny
Ngomong-ngomong kurasa sudah waktunya kita pergi. Dan jika kau ingin ke sini lagi dan membutuhkan seorang teman, jangan lupa ajaklah aku.
Naura
akan kuingat itu.
4
*Saat itu pintu kamar Naura terbuka dan kedua orang di meja dapur serentak menoleh ke arahnya. Naura berdiri di ambang pintu dalam balutan jubah tidur dan dengan wajah seseorang yang jelas-jelas baru bangun tidur. Itu adalah perubahan lain yang disadari teman-temannya dalam diri Naura selama tiga minggu terakhir.*
Rio
selamat pagi, sunshine. Ayo bergabung dengan kami dan muffin-muffin lucu yang baru kubuat ini.
Naura
(menguap) apa yang sedang kalian bicarakan?
Julie
tentang bagaimana Danny berhasil membuatmu berubah. Dan kami sama sekali tidak mengeluh. Apa yang akan kau lakukan hari ini?
Naura
Hmmm.. ini enak sekali. Siang nanti aku harus pergi menemui Viqi. Dia sudah kembali ke London dan katanya banyak yang mau diceritakannya padaku. Kurasa dia juga mau mengajakku menemui salah satu perancang busana yang akan ditampilkannya dalam majalah. Lalu setelah itu aku ada jadwal pemotretan.
Rio
Kau tidak pergi menemui Danny-mu hari ini?
*Danny sedang mengedit gambar bersama salah seorang editor ketika ponselnya berbunyi. Ia menatap layar ponselnya.*
Anna
Hei, Dunna. Kuharap aku tidak mengganggumu.
Danny
Tidak. Tidak apa-apa. Ada apa?
Anna
sudah beberapa hari ini aku bermaksud meneleponmu, tapi entah kenapa aku lupa. Ini soal ibu dan ambisinya. Jadi aku ingin memperingatkanmu bahwa Ibu masih belum menyerah dalam usahanya menjodohkanmu, walaupun kau sudah melarikan diri sampai ke seberang samudra. Dan dia, Viqi akan menemuimu untuk memberikan titipan dari Ibu.
Danny
aku sangat meragukan itu, Nuna. Tolong katakan pada Ibu untuk berhenti menjodoh-jodohkan aku. Aku benar-benar tidak mau ikut dalam permainan ini lagi. Biarkan aku dan hatiku ini memilih.
Anna
Tunggu, aku mencium sesuatu di sini. Achmad Danny, apakah kau sudah bertemu dengan seseorang di sana? Achmad Danny. Jawab aku!
5.
*Apartemen Naura*
Rio
Naura, apakah itu kau?
Naura
Hey, hati-hati dengan Rio, jangan sampai kau jatuh cinta dengannya, atau sebaliknya. Dia gay..
ya, ini aku, Rio..
Rio
Sayang, apakah kau yang meghabiskan Cottage Pie yang kusimpan di kulkas? (berjalan menghampiri pintu)
Naura
Rio, perkenalkan ini Danny. Danny, ini teman satu apartemenku, Rio. Sebenarnya Danny datang ke sini untuk menunjukkan video musik yang kami kerjakan beberapa minggu yang lalu.
Julie
Halo? Kenapa kalian semua berkerumun di belakang pintu? Oh, rupanya ada tamu.
*Danny tersenyum mengamati kedua teman satu apartemen Naura keluar dari ruang duduk dan berjalan ke dapur sambil terus mengobrol. Ia menduga suasana di apartemen ini tidak pernah sepi. Dan ia menyukai keadaan itu. apartemen yang nyaman dan teman-teman yang ramah.
*Keesokan harinya Danny masih berbaring di tempat tidur ketika ponselnya berdering. Ia mengerang pelan, tapi langsung terbatu-batuk. Ia memaksa dirinya bangkit duduk dengan susah payah dan meraih ponsel yang tergeletak di meja di samping tempat tidur.*
Danny
Halo, (serak dan terbatuk-batuk)
Naura
ada apa denganmu?
Danny
badanku panas dan lemas, tenggorokanku sakit, dan kepalaku serasa seperti batu. Sudah begini sejak aku bangun tadi pagi.
Naura
Bernjanjilah, Kau akan meneleponku kalau kau membutuhkan sesuatu.
Danny
Kau orang pertama yang akan kuhubungi.
*Apartemen Danny*
*Penampilan Danny benar-benar kacau. Wajahnya pucat pasi, bibirnya kering, rambutnya acak-acakan. Kaus hitam lengan panjang dan celana panjang putihnya terlihat kusut. Ia terlihat lemah dan sakit.*
Naura
Kenapa kau tidak berbaring dan beristirahat?? Viqi? Kok ada disini?
Danny
Masuklah dulu dan setelah itu kau boleh mengomeliku.
Viqi
Tadi aku menelepon Danny untuk mengajaknya ke pertunjukan Julie dan dia bilang dia sedang sakit. Jadi aku langsung datang untuk menawarkan bantuan.
Danny
Viqi, sudah sangat baik karena sudah membantuku sejak pagi tadi walaupun aku tahu dia pasti sangat sibuk.
Viqi
Aku tidak keberatan membantu. Dan, kalau aku tidak masuk kantor sehari, tidak akan terjadi bencana. Lagi pula, aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian di sini. Bagaimana kalau kau membutuhkan sesuatu?
Danny
Mungkin kau benar. Tapi karena sekarang Naura sudah ada di sini, aku yakin dia bisa menemaniku dan memastikan aku tidak jatuh pingsan atau semacamnya. Lagi pula hari ini dia tidak punya jadwal kerja, jadi dia pasti tidak keberatan.
Naura
Tentu saja tidak.
Viqi
Baiklah kalau begitu, aku senang kau bisa datang dan menjaga Danny. Terima kasih.
*Ketika sepertinya Danny tidak akan berbicara lebih banyak lagi. Naura berputar dan berjalan dengan langkah pelan ke pintu dapur.*
Danny
Aku tidak menyuruhnya datang ke sini. Viqi. Dia datang sendiri setelah mendengar aku sakit. Dan aku tidak bisa tidur kalau dia ada disini. Karena itu aku memintamu datang.
Naura
aku tahu,
*Hari sudah menjelang sore ketika Danny terjaga, Kepalanya masih terasa berat, namun tidak berputar-putar lagi, ia turun dari tempat tidur dan menyadari bahwa kakinya juga terasa lebih mampu menopang tubuhnya. Ia meraba keningnya. Sepertinya suhu tubuhnya sudah turun. Bagus.*
Danny
Ya, Halo Nuna.
Anna
Pembicaraan kita belum selesai, Dunna. Katakan padaku, apakah ia cantik?
Danny
Dia punya mata seperti boneka. Setidaknya itulah yang kupikirkan ketika aku pertama kali bertemu dengannya. Awalnya, dia terlihat dingin dan sulit didekati. Tapi kalau kau berhasil mendekatinya dan mengenalnya lebih baik, kau akan tahu bahwa dia sebenarnya orang yang menarik. Dan semakin kau mengenalnya, kau akan mendapati dirimu merasa, yah begitulah.
*Danny masih berdiri disana. Kerutan di alisnya perlahan-lahan menghilang ketika kata-kata Naura akhirnya diserap otaknya yang masih terasa berkabut. Keheningan di ruangan itu mendadak dipecahkan bunyi bel pintu. *
Viqi
Hai, Naura, kau masih ada di sini? Aku sedang dalam perjalanan ulang dari kantor dan kupikir sebaiknya aku mampir untuk melihat keadaan Danny. Apa kau sudah makan, Danny?
Danny
Tidak, tidak perlu. Aku sudah makan sedikit tadi. Aku hanya ingin istirahat sekarang. Naura, sebaiknya kau juga pulang sekarang kau pasti lelas, aku sudah tidak apa-apa sekarang.
Naura
Baiklah kalau begitu. Jangan lupa minum obat dan langsung tidur. Kau tidak perlu membereskan mejanya sekarang. Kalau besok kau masih belum merasa baik kau harus...
Danny
berhentilah merasa cemas. Aku pasti akan minum obat dan langsung naik ke tempat tidur. Aku tidak akan membereskan meja makannya sekarang. Dan kalau besok aku masih merasa seperti mayat hidup aku akan langsung pergi ke rumah sakit.
*Naura memandang ke luar jendela mobil Viqi. Danny sangat baik, pikirnya. Sangat menyenangkan, sangat.*
Viqi
Aku menyukainya, Naura. Sangat menyukainya. Aku senang ibuku memaksaku pulang ke Indonesia waktu itu. kalau aku tidak pulang, aku tidak akan menghadiri pesta ulang tahun kakekku dan tidak akan pernah bertemu dengan ibu Danny yang berniat menjodohkan aku dengan putranya. Aku mengatakannya padamu karena kau temanku. Karena itu kau harus membantuku.
*Tiba-tiba Naura  merasa seolah-olah tekanan udara di dalam mobil berkurang dengan cepat. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan. Berat. Udara terasa berat. Ada apa ini?”

Bagian 2
1
*Ia sedang minum teh dengan Julie di kafe di Holland Park ketika Danny menelepon,*
Naura
Kau mau ke lake district? Hari ini? Apakah kau yakin kau sudah cukup sehat untuk melakukan perjalanan jauh?
Danny
Ya, kami sedang mengerjakan video musik baru dan pengambilan gambarnya akan dilakukan disana. Kudengan tempat itu sangat indah. Aku sudah sembuh. Sungguh.
Naura
Baiklah kalau begitu, jaga dirimu.
*Klik. Telepon ditutup.*
Julie
belum apa-apa kau sudah merindukannya. Kau pasti menyukai laki-laki itu. Danny itu sangat tampan, baik, sopan, dan menyenangkan. Dan aku yakin dia juga menyukaimu. Jadi apa salahnya kalau..
Naura
Viqi menyukainya. Dan aku sudah berjanji akan membantunya mendekati Danny.
Viqi
Hay Naura! Julie! (menghampiri meja Naura & Julie) Aku kebetulan lewat dan melihat kalian dari luar restoran, jadi kuputuskan untuk ikut bergabung dengan kalian. Kalian tidak keberatan bukan?
*Begitu Naura membuka pintu apartemennya, aroma tidak asing langsung menyerbu hidungnya. Aroma masakan. Seulas senyum otomatis tersungging di bibirnya.*
Rio
Naura, kau kah itu?
Naura
Aromanya enak sekali. Aku belum makan dan aku kelaparan. Kita makan apa malam ini Rio?
Rio
Pasta. Oh ya, bagaimana kalau kau mengundang Danny makan malam bersama kita? Kuharap ia tidak alergi lobster.
Naura
Danny belum kembali ke London. Kemarin malam dia meneleponku dan sepertinya ada sedikit masalah teknis di sana. Jadi mereka terpaksa tinggal lebih lama daripada yang direncanakan.
Julie
jangan murung, kalau memang kau merindukannya, telepon saja?
Naura
Baiklah.. (menelepon) halo....Viqi?!
Viqi
ternyata benar kau, Naura. Danny sedang pergi ke toilet dan ponselnya ditinggalkan di meja
Naura
Tapi Viqi, bagaimana kau bisa ada di.. maksudku, sedang apa kau disana?
Viqi
Bukankah aku sudah bilang padamu aku ingin menulis artikel tentang Lake District? Aku yakin pernah mengatakannya padamu. Jadi aku datang ke sini dan kebetulan bertemu dengan Danny dan rombongannya di keswick. Benar-benar kebetulan yang luar biasa, bukan? Danny akan mengajakku ke suatu tempat sehabis makan malam. Kurasa ia mulai menyukaiku.
Naura
Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan mengganggu acara makan malammu. Bersenang-senanglah.
*Klik.*
Itu tadi, Viqi.
*Naura menatap ponselnya yang berdering di atas tempat tidur, namun sama sekali tidak bergerak untuk menjawabnya. Ia tetap berdiri di depan jendela sambil meipat kedua tangan di depan dada. Ia tahu itu telepon dari Danny, ia sudah melihat nama yang muncul di layar ponsel, tetapi ia tidak lagi ingin berbicara dengan laki-laki itu. tidak setelah berbicara dengan Viqi tadi.*
2
*Rio melepaskan celemeknya dan keluar dari dapur yang berisik itu. begitu ia tiba di kantor kecilnya, ia mengempaskan diri ke kursi.*
    Rio
   
Ya, Danny kita bisa bicara sekarang. Ngomong-ngomong kau sudah kembali ke London?
     Danny
   
belum, sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu.
    Rio
   
ini tentang Naura, bukan?
     Danny
   
Ya. Aku sudah berusaha menghubunginya selama dua hari ini. Tapi dia tidak menjawab teleponku.
Rio
Aku juga tidak akan menjawan teleponmu kalau aku jadi dia. Danny, asal kau tahu, dia sangat marah. Dan aku tidak menyalahkannya.
Danny
Tapi, bukan aku yang menyuruh Viqi ke sini. Aku juga tidak menyuruhnya menjawab teleponku. Dan sekarang Naura tidak mau berbicara denganku gara-gara itu?
Rio
Kata Viqi, kau hendak mengajaknya ke suatu tempat setelah makan malam waktu itu.
Danny
Yah, itu memang benar. Tapi itu karena katanya dia sedang menulis artikel tentang tempat-tempat menarik di Lake district. Karena dia sudah berbaik hati mentraktir kami semua makan malam, kupikir aku bisa berterima kasih kepadanya dengan menunjukkan beberapa tempat menarik di Keswick yang mungkin bisa menjadi bahan yang berguna untuk artikelnya. Tapi kenapa aku menjelaskan semua ini padamu?
*Alis Naura berkerut heran. Apalagi ini? Pikirnya, namun ia menghampiri meja tulis dan menyalakan laptopnya. Tidak lama kemudian, ia sudah masuk ke inbox e-mail nya. Seseorang mengirimkan video file untuknya. Berharap itu bukan semacam virus, Naura membuka file disana.
*Naura melirik ponsel yang tergeletak di meja. Setelah ragu sedetik, ia membulatkan tekad, meraih ponsel itu dan menekan nomor Danny.*
     Danny
   
Naura, apakah kau menikmati acara jalan-jalan kita?
     Naura
   
Bagaimana kau bisa tahu aku sudah melihat videonya?
     Danny
   
aku punya informan terpercaya. Jadi, Naura , kau sudah tidak marah padaku?
     Naura
   
Aku tidak pernah marah padamu. Kau sedang ada dimana?
Danny
suaramu terdengar marah. Tapi, baiklah kalau begitu aku senang mendengarnya. Bagaimana keadaanmu, Naura? Aku sedang di pub bersenang-senang sedikit setelah hari panjang dan melelahkan.
Naura
dia ada bersamamu?
Danny
siapa? Viqi? Tentu saja tidak.
*Viqi kembali bersandar pada dinding samping pub. Danny sudah kembali dalam pub, sama sekali tidak sadar bahwa Viqi sudah mendengar semua yang dikatakannya. Namun saat itu Viqi menolak semua memikirkannya. Sama seperti sekarang. Ia sama sekali belum  ingin mundur. Seperti kata orang-orang, segalanya sah dalam perang dan cinta.*
3.
*Naura baru saja pulang ketika Julie menariknya ke dapur, di sana Rio yang mengenakan piama sutra ungu sudah berdiri sambil memegang secangkir coklat panas dan Julie terlihat sangat bersemangat. Juga tegang.*
Julie
Bagaimana dengan Danny? Kapan dia kembali ke London? Waktu itu dia sudah berjanji akan mengajak semua rekan kerjanya ke pertunjukkanku. Kalau dia tidak jadi datang....
Naura
dia akan kembali malam ini. Setidaknya itulah yang dikatakannya padaku ketika ia meneleponku kemarin.
Rio
Sekarang sudah larut dan aku sangat mengantuk. Dan kalau kau ingin aku tampil prima untuk pertunjukkan perdanamu, kau akan membiarkanku tidur dengan tenang.
*Naura mengerjap kaget setelah mendapat telepon dari Danny, sementara jantungnya mulai berdebar semakin keras dan cepat. Tanpa membuang-buang waktu waktu, ia melompat ke jendela kamar tidurnya dan menyibakkan tirai. Benar saja. Danny Jo sedang berdiri di bawah tiang lampu di seberang jalan di depan gedung apartemen.*
     Danny
   
wah.. cepat sekali.. aku tak ingat jika lift apartemenmu memiliki kecepatan ekstra..
Naura
Yah, semakin cepat aku turun ke sini dan menemuimu semakin cepat kau bisa bisa pulang dan membiarkan aku tidur.
Danny
Senang sekali melihatmu lagi.  Apa yang akan kau lakukan besok?
Naura
Besok pagi aku harus pergi menemui agenku. Setelah itu bersiap-siap menghadiri pertunjukan perdana Julie.
Danny
Setelah kau menemui agenmu, dan sebelum kita menghadiri pertunjukan Julie, bagaimana kalau kau menemaniku menghabiskan hari liburku?
*Pertunjukan Julie sukses besar. Semua tiket terjual habis, semua terisi dan respons penonton sangat bagus. Penampilan Julie sendiri sangat memukau. *
     Viqi
   
aku tidak pernah melihat Julie seperti itu. dia benar-benar hebat, bukan?
*Ia menoleh ke arah Danny yang berdiri di sampingnya dan sedang berbicara dengan salah seorang tamu pesta. Naura tidak meminta Danny menemaninya, tetapi sepertinya Danny menyadari kegelisahan Naura di tengah-tengah orang banyak, karena laki-laki itu tidak pernah meninggalkan sisinya sepanjang malam itu.*
     Danny
   
Ada apa?
     Naura
   
Tidak apa-apa. Aku hanya... apakah menurutmu aku boleh pulang lebih dulu?
     Danny
   
Tentu saja. Kita akan pamit pada Rio dan Julie, lalu aku akan mengantarmu pulang.
     Naura
   
biar aku saja yang pergi mncari Rio dan Julie. Kamu disini saja.
*Danny memang masih berdiri di sana, namun kini ia tidak lagi sedang berbicara dengan temannya. Kini yang berdiri di hadapannya adalah Viqi. Danny berdiri memunggunginya, jadi Naura hanya bisa melihat wajah Viqi yang tersenyum lebar kepada Danny. Lalu Danny mengatakan sesuatu yang membuat Viqi tertawa.*
Andra
Wow.. wow.. tunggu sebentar. Masih galak seperti dulu? Kalau kau tidak mengingatku, aku bisa maklum. Kau tentu lebih mengenal Riyan. Kau masih ingat padanya bukan? Bagaimanapun kalian pernah bersenang-senang. Apakah kau tahu Riyan sudah meninggal? Ah, tentu saja kau tahu. Karena sekarang kau beralih ke adiknya. Kalau kau bisa menemani Riyan dan adiknya, kau tentu juga bisa menemaniku. Sebutkan hargamu!
Naura
Tidak, biarkan aku lewat.
*Ketika Danny tidak bisa menemukan Naura di ruang pesta, ia memutuskan untuk mencari ke tempat penitipan jaket. Ketika ia masuk untuk memeriksa,  Andra sedang menahan Naura di lantai sambil berusaha merobek pakaiannya. Danny benar-benar kalap, tidak bisa berpikir jernih. Yang dirasakannya hanyalah amarah yang begitu besar.*
     Rio
   
Danny, apa yang terjadi. Danny.. Danny.. Lepaskan dia, dia tidak bisa bernapas..
     Danny
   
kalau kau berani menyentuhnya sekali lagi, percayalah padaku, aku akan membunuhmu.
     Rio
   
Danny, sebainya kau melihat keadaan Naura.
*Danny berbalik dan jantungnya serasa ditikam ketika ia melihat sosok Naura yang meringkuk di sudut dengan tubuh gemetar sambil terisak. Segera mendekap tubuh kaku itu. Naura menangis.*
Danny
Maafkan aku. Aku tahu benar kau tidak pernah nyaman berada di tempat ramai. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendiri. Maafkan aku.
     Naura
   
kau tidak bersalah. Pria yang tadi itu. .
Danny
dia teman almarhum kakakku. Aku tidak tahu apa yang membuatnya berani... berani melakukan hal seperti itu. kurasa dia mabuk. Tapi, Naura. Apakah kau tadi bilang jika mengenal pria tadi? Apakah kau juga mengenal almarhum kakakku??
Naura
ku-kurasa.. kurasa aku sudah tidak apa-apa sekarang. Julie dan Rio akan segera pulang, jadi kau tidak perlu menemaniku disini.
Danny
Naura, kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku? Apa yang sebenarnya terjadi? Kau bisa menceritakannya padaku.
Naura
Tidak Danny, aku tidak bisa. Tidak ada gunanya. Masa lalu tidak akan berubah.
4.
*Andra membaringkan tubuhnya yang sakit ke ranjang kamar hotelnya. Andra belum pernah melihat Danny mengamuk seperti itu sebelumnya.*
Andra
Oh, sialan. Apalagi sekarang? (membuka pintu) Oh kau. Apakah kau datang ke sini untuk menghajarku lagi?
Danny
Tidak. Aku hanya ingin bertanya. Tidak mengundangku masuk?
Andra
Jadi apa yang kau inginkan?
Danny
Aku ingin tahu hubunganmu dengan Naura, dan aku ingin tahu apa maksud kata-katamu padaku sewaktu pesta tadi. Ceritakan dari awal.
Andra
Ceritanya tidak panjang. Itu hanya hubungan semalam. Riyan pertama kali bertemu dengan gadis itu di pesta. Tiga tahun yang lalu. Di jepang. Aku dan kakakmu pergi ke Australia untuk membuat film dokumenter, bekerja sama dengan salah satu stasiun televisi di jepang. Suatu hari kami diundang mengahdiri pesta yang diadakan oleh salah satu perancang busana yang baru saja menggelar fashion show. Gadis itu adalah model utamanya. Kakakmu langsung terpesona sejak pertama kali melihatnya.
*Danny tidak berkomentar, hanya berdiri bersandar di dinding dengan kedua tangan masih dijejalkan ke dalam saku celana panjangnya.*
Kakakmu berusaha mendekatinya. Tapi gadis itu tidak tertarik. Bayangkan apa yang dirasakan oleh Riyan yang tidak pernah gagal mendekati wanita, aku yakin gadis itu hanya berlagak jual mahal. Kebetulan sekali pesta itu diadakan di hotel. Jadi aku memesan kamar, menyuruh kakakmu menyusul ke sana.
Danny
Membawa gadis itu ke sana? Bagaimana caranya? Jangan katakan padaku dia dengan senang hati mengikutimu.
Andra
Kebetulan aku membawa semacam pil, kucampurkan ke dalam minuman gadis itu. Gadis itu hampir tidak bisa berjalan. Lemas. Tapi aku berhasil membawanya ke kamar. Lalu aku menghubungi kakakmu.
Danny
Dan kakakku datang? Lalu apa yang terjadi?
Andra
Apa lagi? Tentu hal yang pasti terjadi apabila seorang pria berduaan saja dengan seorang wanita di kamar hotel.
*Danny memejamkan mata dan berusaha mengatur napas. Sesuatu yang gelap dan asing mulai menjalari dirinya, menyesakkan. Ia merasa dirinya tenggelam dalam kegelapan yang dingin dan berputar-putar. Tidak bisa bernapas.*
5.
Rio
Kenapa kau tidak mau mengajukan tuntutan? Setelah apa yang dilakukan penjahat itu padamu semalam, kenapa kau tidak mau menuntutnya? Kenapa?
*Naura menghela napas dan mengangkat wajah menatap kedua teman satu apartemennya yang balas menatapnya dengan bingung. Julie dan Rio duduk di meja dapur, sedangkan Naura berdiri di dekat pintu kamarnya sambil mencengkeram cangkir tehnya.*
*Saat itu bel pintu apartemen mereka berbunyi dan Rio pergi membuka pintu.*
     Naura
   
Karena tidak ada yang terjadi semalam.
     Danny
   
bagaimana keadaanmu? (sambil menatap Naura)
     Naura
   
aku baik-baik saja, sungguh.
Rio
hanya itu yang dikatakannya sepanjang pagi. Katanya dia tidak mau menuntut pria yang kemarin itu. mungkin kau bisa membujuknya. Menyadarkannya. Aku harus pergi sekarang. Tekanan darahku bisa naik kalau aku lama-lama di sini.
Julie
aku juga akan membiarkan kalian berdua mengobrol disini. Sampai jumpa nanti malam, aomi. Dah, Danny.
*Setelah Naura menutup pintu dan kembali ke dapur, ia melihat Danny sudah duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Rio tadi. Jelas sekali ada sesuatu yang mengganggu pikiran laki-laki itu. sikapnya terlihat aneh.*
Naura
Jadi, kenapa kau datang ke sini pagi-pagi begini? Untuk memeriksa keadaanku? Jangan khawatir. Kau bisa lihat sendiri. Aku baik-baik saja. Aku juga tidak akan mengajukan tuntutan pada...orang itu karena tidak ada yang terjadi kemarin. Kau datang tepat pada waktunya. Oh ya, aku baru ingat aku belum berterima kasih padamu karena sudah menolongku. Pokoknya karena tidak ada yang terjadi dan aku juga baik-baik saja, aku tidak ingin masalah ini dibesar-besarkan. Aku tidak ingin ada skandal.
Danny
Karena itukah kau tidak pernah berkata apa-apa tentang kejadian waktu itu? Yang berhubungan dengan kakakku.
*Segalanya terjadi begitu cepat di depan mata Danny. Ia melihat Naura terhuyung dan cangkir yang dipegangnya oleng, membuat teh yang mengepul itu tumpah mengenai tangannya, sebelum akhirnya jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.*
     Naura
   
Bagaimana kau bisa tahu?
     Danny
   
aku pergi mencari Andra kemarin malam. Dia menceritakan semuanya kepadaku.
     Naura
   
Apa yang dikatakannya padamu? Apakah dia berkata bahwa aku yang...?
     Danny
   
katanya kakakku yang memaksamu. Apakah sejak awal kau sudah tahu siapa aku?
Naura
aku tahu tentang dirimu dari tabloid. Karena kau termasuk artis terkenal di Indonesia dan karena artis-artis Indonesia juga populer di Malaysia, para wartawan Malaysia suka meliput segala sesuatu yang terjadi pada artis Indonesia. Artikel tentang kecelakaan yang menimpa saudara kandung Danny pun menjadi bahan yang menarik untuk dimuat dalam tabloid.
Danny
kenapa kau tidak pernah berkata apa-apa sebelum ini, Naura? Apakah kau terlalu membenci kakakku? Atau..
Naura
Jangan mengira aku tidak membenci kakakkmu. Aku membencinya. Aku membencinya karena apa yang dilakukannya padaku. Aku begitu membencinya karena apa yang dilakukannya padaku. Aku begitu membencinya sampai ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri. Tapi sebelum aku bisa melaksanakan niatku, dia sudah meninggal. Tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Apa lagi yang bisa dikatakan kalau begitu?
*Danny tidak bisa menjawab dan ia merasakan desakan kuat untuk melukai diri sendiri.*
Orangtuaku.. merekalah alasan utama aku tidak pernah berkata apa-apa tentang kejadian itu. seumur hidupku aku belum pernah melakukan sesuatu yang membuat mereka terpaksa menanggung rasa malu. Mereka bangga pada anak-anak mereka. Mereka bangga padaku. Kalau mereka sampai tahu masalah ini... Kalau ayahku sampai tahu masalah ini, aku tidak berani membayangkan bagaimana perasaannya.
Danny
Naura...
Naura
Sebenarnya ada dua hal yang bisa disyukuri dalam kejadian ini, kalau kita bisa menyebutnya rasa syukur. Selama kejadian itu aku lemas tak berdaya nyaris tidak sadarkan diri, sehingga aku tidak terlalu kesakitan walaupun aku tahu siapa lelaki iyu, dan ingin berontak, ingin melawannya. Dan yang kedua, aku tidak hamil.
Danny
Naura..
Naura
kalau dipikir-pikir, kurasa bagus juga karena sekarang kau sudah tahu semuanya. Aku lega. Aku lega bisa mengakhiri semua ini. Kau pasti merasa jijik padaku.
Danny
Apa? Tidak. Aku tidak..
Naura
Aku juga merasa jijik pada diriku sendiri.
Danny
Naura, tolong jangan..
Naura
kurasa aku telah membuat kesalahan. Ketika kupikir kita bisa berteman, kurasa aku salah. Kita tidak pernah berteman. Tidak akan pernah..
Danny
Apa yang sedang kau bicarakan?
Naura
Sekarang kau tidak akan bisa lagi memandangku tanpa memikirkan apa yang pernah terjadi antara aku dan kakakmu. Dan aku tidak bisa memandangmu tanpa teringat pada kakakmu dan apa yang pernah dilakukannya padaku.
*Melihat Danny yang berdiri mematung di depannya membuat hatinya terasa perih. Melihat kilatan kaget dan terluka di mata Danny membuatnya ingin menarik kembali kata-katanya.*
     Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. aku.. aku..
Danny
Kurasa.. sebaiknya aku pergi . Naura. Aku mewakili kakakku meminta maaf padamu. Walaupun aku sendiri tidak akan pernah bisa memaafkannya atas apa yang dilakukannya padamu, aku tetap ingin mewakilinya meminta maaf padamu.
*Naura menelan ludah dengan susah payah, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di matanya dan mengaburkan pandangannya.*
Aku juga ingin kau tahu, aku bukan kakakku. Aku tidak akan pernah menyakitimu. Apa kau percaya padaku? Kuharap kau bisa. Kalau bukan sekarang, mungkin suatu hari nanti.
*setelah berkata seperti itu, Danny pun pergi. Naura mendengar pintu depan apartemennya dibuka dan ditutup. Setelah itu barulah Naura membiarkan air matanya tumpah, bersamaan dengan rasa sakit besar yang menyebar dari dadanya yang sesak ke sekujur tubuhnya.*

1 komentar:

  1. Casinos Near Washington State - Mapyro
    › apps › details 아산 출장샵 › id=casinos-near-w › apps 전라북도 출장샵부천 출장샵 details › id=casinos-near-w Find 영주 출장마사지 the closest casinos 문경 출장샵 near Washington State.

    BalasHapus